Blogroll

Latihan UKK Kls 8

Posted by Nazla Ela Firdaus Jumat, 31 Mei 2013 0 komentar
Read More..

75 WASIAT UNTUK PEMUDA ISLAM

Posted by Nazla Ela Firdaus Kamis, 30 Mei 2013 0 komentar
  1. Ikhlaskanlah niat kepada Allah dan hati-hatilah dari riya’ baik dalam perkataan maupun perbuatan.
  2. Ikutilah sunnah Nabi dalam semua perkataan, perbuatan, dan akhlak.
  3. Bertaqwalah kepada Allah dan ber’azamlah untuk melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
  4. Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nashuha dan perbanyaklah istighfar.
  5. Ingatlah bahwa Allah senatiasa mengawasi gerak-gerikmu. Dan ketahuilah bahwa Allah melihatmu, mendengarmu dan mengetahui apa yang terbersit di hatimu.
  6. Berimanlah kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir serta qadha dan qadar yang baik ataupun yang buruk.
  7. Janganlah engkau taqlid (mengekor) kepada orang lain dengan buta (tanpa memilih dan memilah mana yang baik dan yang buruk serta mana yang sesuai dengan sunnah/syari’at dan mana yang tidak). Dan janganlah engkau termasuk orang yang tidak punya pendirian.
  8. Jadilah engkau sebagai orang pertama dalam mengamalkan kebaikan karena engkau akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikuti/mencontohmu dalam mengamalkannya.
  9. Peganglah kitab Riyadlush Shalihin, bacalah olehmu dan bacakan pula kepada keluargamu, demikian juga kitab Zaadul Ma’ad oleh Ibnul Qayyim.
  10. Jagalah selalu wudlu’mu dan perbaharuilah. Dan jadilah engkau senantiasa dalam keadaan suci dari hadats dan najis.
  11. Jagalah selalu shalat di awal waktu dan berjamaah di masjid terlebih lagi sahalat ‘Isya dan Fajr (shubuh).
  12. Janganlah memakan makanan yang mempunyai bau yang tidak enak seperti bawang putih dan bawang merah. Dan janganlah merokok agar tidak membahayakan dirimu dan kaum muslimin.
  13. Jagalah selalu shalat berjamaah agar engkau mendapat kemenangan dengan pahala yang ada pada shalat berjamaah tersebut.
  14. Tunaikanlah zakat yang telah diwajibkan dan janganlah engkau bakhil kepada orang-orang yang berhak menerimanya.
  15. Bersegeralah berangkat untuk shalat Jumat dan janganlah berlambat-lambat sampai setelah adzan kedua karena engkau akan berdosa.
  16. Puasalah di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar Allah mengampuni dosa-dosamu baik yang telah lalu ataupun yang akan datang.
  17. Hati-hatilah dari berbuka di siang hari di bulan Ramadhan tanpa udzur syar’i sebab engkau akan berdosa karenanya.
  18. Tegakkanlah shalat malam (tarawih) di bulan Ramadhan terlebih-lebih pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar engkau mendapatkan ampunan atas dosa-dosamu yang telah lalu.
  19. Bersegeralah untuk haji dan umrah ke Baitullah Al-Haram jika engkau termasuk orang yang mampu dan janganlah menunda-nunda.
  20. Bacalah Al-Qur’an dengan mentadaburi maknanya. Laksanakanlah perintahnya dan jauhi larangannya agar Al-Qur’an itu menjadi hujjah bagimu di sisi rabmu dan menjadi penolongmu di hari qiyamat.
  21. Senantiasalah memperbanyak dzikir kepada Allah baik perlahan-lahan ataupun dikeraskan, apakah dalam keadaan berdiri, duduk ataupun berbaring. Dan hati-hatilah engkau dari kelalaian.
  22. Hadirilah majelis-majelis dzikir karena majelis dzikir termasuk taman surga.
  23. Tundukkan pandanganmu dari aurat dan hal-hal yang diharamkan dan hati-hatilah engkau dari mengumbar pandangan, karena pandangan itu merupakan anak panah beracun dari anak panah Iblis.
  24. Janganlah engkau panjangkan pakaianmu melebihi mata kaki dan janganlah engkau berjalan dengan kesombongan/keangkuhan.
  25. Janganlah engkau memakai pakaian sutra dan emas karena keduanya diharamkan bagi laki-laki.
  26. Janganlah engkau menyeruapai wanita dan janganlah engkau biarkan wanita-wanitamu menyerupai laki-laki.
  27. Biarkanlah janggutmu karena Rasulullah: “Cukurlah kumis dan panjangkanlah janggut.” (HR. Bukhari Dan Muslim)
  28. Janganlah engkau makan kecuali yang halal dan janganlah engkau minum kecuali yang halal agar doamu diijabah.
  29. Ucapkanlah "bismillah" ketika engkau hendak makan dan minum dan ucapkanlah "alhamdulillah" apabila engkau telah selesai.
  30. Makanlah dengan tangan kanan, minumlah dengan tangan kanan, ambillah dengan tangan kanan dan berilah dengan tangan kanan.
  31. Hati-hatilah dari berbuat kezhaliman karena kezhaliman itu merupakan kegelapan di hari kiamat.
  32. Janganlah engkau bergaul kecuali dengan orang mukmin dan janganlah dia memakan makananmu kecuali engkau dalam keadaan bertaqwa (dengan ridla dan memilihkan makanan yang halal untuknya).
  33. Hati-hatilah dari suap-menyuap (kolusi), baik itu memberi suap, menerima suap ataupun perantaranya, karena pelakunya terlaknat.
  34. Janganlah engkau mencari keridlaan manusia dengan kemurkaan Allah karena Allah akan murka kepadamu.
  35. Ta’atilah pemerintah dalam semua perintah yang sesuai dengan syari’at dan doakanlah kebaikan untuk mereka.
  36. Hati-hatilah dari bersaksi palsu dan menyembunyikan persaksian. “Barangsiapa yang menyembunyikan persaksiannya maka hatinya berdosa. Dan Allah maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Al-Baqarah: 283)
  37. “Dan ber amar ma’ruf nahi munkarlah serta shabarlah dengan apa yang menimpamu.” (Luqman: 17)
  38. Ma’ruf adalah apa-apa yang diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya , dan munkar adalah apa-apa yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya.
  39. Tinggalkanlah semua hal yang diharamkan baik yang kecil ataupun yang besar dan janganlah engkau bermaksiat kepada Allah dan janganlah membantu seorangpun dalam bermaksiat kepada-Nya.
  40. Janganlah engkau dekati zina. Allah berfirman: “Janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah kekejian dan sejelek-jelek jalan.” (Al-Isra’:32)
  41. Wajib bagimu berbakti kepada orang tua dan hati-hatilah dari mendurhakainya.
  42. Wajib bagimua untuk silaturahim dan hati-hatilah dari memutuskan hubungan silaturahim.
  43. Berbuat baiklah kepada tetanggamu dan janganlah menyakitinya. Dan apabila dia menyakitimu maka bersabarlah.
  44. Perbanyaklah mengunjungi orang-orang shalih dan saudaramu di jalan Allah.
  45. Cintalah karena Allah dan bencilah juga karena Allah karena hal itu merupakan tali keimanan yang paling kuat.
  46. Wajib bagimu untuk duduk bermajelis dengan orang shalih dan hati-hatilah dari bermajelis dengan orang-orang yang jelek.
  47. Bersegeralah untuk memenuhi hajat (kebutuhan) kaum muslimin dan buatlah mereka bahagia.
  48. Berhiaslah dengan kelemahlembutan, sabar dan teliti. Hatilah-hatilah dari sifat keras, kasar dan tergesa-gesa.
  49. Janganlah memotong pembicaraan orang lain dan jadilah engkau pendengar yang baik.
  50. Sebarkanlah salam kepada orang yang engkau kenal ataupun tidak engkau kenal.
  51. Ucapkanlah salam yang disunahkan yaitu "assalamualaikum" dan tidak cukup hanya dengan isyarat telapak tangan atau kepala saja.
  52. Janganlah mencela seorangpun dan mensifatinya dengan kejelekan.
  53. Janganlah melaknat seorangpun termasuk hewan dan benda mati.
  54. Hati-hatilah dari menuduh dan mencoreng kehormatan oarng lain karena hal itu termasuk dosa yang paling besar.
  55. Hati-hatilah dari namimah (mengadu domba), yakni menyampaikan perkataan di antara manusia dengan maksud agar terjadi kerusakan di antara mereka.
  56. Hati-hatilah dari ghibah, yakni engkau menceritakan tentang saudaramu apa-apa yang dia benci jika mengetahuinya.
  57. Janganlah engkau mengagetkan, menakuti dan menyakiti sesama muslim.
  58. Wajib bagimu melakukan ishlah (perdamaian) di antara manusia karena hal itu merupakan amalan yang paling utama.
  59. Katakanlah hal-hal yang baik, jika tidak maka diamlah.
  60. Jadilah engkau orang yang jujur dan janganlah berdusta karena dusta akan mengantarkan kepada dosa dan dosa mengantarakan kepada neraka.
  61. Janganlah engkau bermuka dua. Datang kepada sekelompok dengan satu wajah dan kepada kelompok lain dengan wajah yang lain.
  62. Janganlah bersumpah dengan selain Allah dan janganlah banyak bersumpah meskipun engkau benar.
  63. Janganlah menghina orang lain karena tidak ada keutamaan atas seorangpun kecuali dengan taqwa.
  64. Janganlah mendatang dukun, ahli nujum serta tukang sihir dan jangan membenarkan (perkataan) mereka.
  65. Janganlah menggambar gambar manusia dan binatang. Sesungguhnya manusia yang paling keras adzabnya pada hari kiamat adalah tukang gambar.
  66. Janganlah menyimpan gambar makhluk yang bernyawa di rumahmu karena akan menghalangi malaikat untuk masuk ke rumahmu.
  67. Tasymitkanlah orang yang bersin dengan membaca: "yarhamukallah" apabila dia mengucapkan: "alhamdulillah"
  68. Jauhilah bersiul dan tepuk tangan.
  69. Bersegeralah untuk bertaubat dari segala dosa dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan karena kebaikan tersebut akan menghapuskannya. Dan hati-hatilah dari menunda-nunda.
  70. Berharaplah selalu akan ampunan Allah serta rahmat-Nya dan berbaik sangkalah kepada Allah .
  71. Takutlah kepada adzab Allah dan janganlah merasa aman darinya.
  72. Bersabarlah dari segala mushibah yang menimpa dan bersyukurlah dengan segala kenikamatan yang ada.
  73. Perbanyaklah melakukan amal shalih yang pahalanya terus mengalir meskipun engkau telah mati, seperti membangun masjid dan menyebarakan ilmu.
  74. Mohonlah surga kepada Allah dan berlindunglah dari nereka.
  75. Perbanyaklah mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah.
Read More..

AFSUS SALAAM (Menyebarluaskan Salaam)

Posted by Nazla Ela Firdaus 0 komentar

Dalil-Dalil Tentang Salam
Kata salam dalam Bahasa Arab mempunyai arti keselamatan, kesejahteraan atau kedamaian. Makna salam adalah do'a seorang Muslim kepada saudaranya seiman. Kata "Assalaamu‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh" mempunyai makna "Semoga seluruh keselamatan, rahmat dan berkah dianugerahkan Allah kepada kalian".

1.      Al Qur'an Al-Kariim
Allah SWT berfirman:
 


”…Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumahrumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatnya(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya”. Q.S.An-Nuur [24]:61.

Dan Allah s.w.t berfirman :


 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat”. Q.S.An-Nuur [24]:27.

Syaikh Nashir As Sa’di berkata, “Firman-Nya: “Salam dari sisi Alloh”, maksudnya Alloh telah mensyariatkan salam bagi kalian dan menjadikannya sebagai penghormatan dan keberkahan yang terus berkembang dan bertambah. Adapun firman-Nya: “yang diberi berkat lagi baik”, maka hal tersebut karena salam termasuk kalimat yang baik dan dicintai Alloh. Dengan salam maka jiwa akan menjadi baik serta dapat mendatangkan rasa cinta.” (Lihat Taisir Karimir Rohman)

2.      Hadits Rasulullah
Rasulullah bersabda:
"Demi Dia yang diriku berada di tangan-Nya! Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak akan beriman hingga kalian saling berkasih-sayang. Maukah kalian saya tunjukkan suatu perkara yang apabila kalian kerjakan, maka akan tumbuh rasa kasih-sayang di antara kalian? Sebarkan salam di antara kalian!" [Sahih, HR. Muslim]

Dari Abdulloh bin Salam, Rosululloh bersabda yang artinya, “Wahai sekalian manusia, tebarkanlah salam di antara kalian, berilah makan sambunglah tali silaturahmi dan sholatlah ketika manusia tidur malam, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.” [Sahih. HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad]

Baro’ bin Azib berkata : “Rosululloh melarang dan memerintahkan kami dalam tujuh perkara: kami diperintah untuk mengiringi jenazah, menjenguk orang sakit, memenuhi undangan, menolong orang yang dizalimi, memperbagus pembagian, menjawab salam dan mendoakan orang yang bersin…” [Sahih, HR. Bukhori dan Muslim]

Ibnu Hajar Al Asqolani berkata, “Perintah menjawab salam maksudnya yaitu menyebarkan salam di antara manusia agar mereka menghidupkan syariatnya.” [Lihat Fathul Bari 11/23]

3.      Sunnah Para Nabi dan Rasul
Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: "Ketika Allah telah menjadikan Adam, maka Allah memerintahkan:"Pergilah kepada para Malaikat dan ucapkan salam kepada mereka yang tengah duduk. Dengarkanlah jawaban salam mereka, karena itu akan menjadi ucapan salam bagi kamu dan anak cucumu kelak!" Maka pergilah Nabi Adam dan mengucapkan:"Asalaamu ‘alaikum!" Para Malaikat menjawab:"Assalaamu ‘alaika warahmatullaah!" Mereka menambah warahmatullaah". [Sahih, HR. Bukhary dan Muslim]

Al Qur'an menceritakan kisah Ibrahim AS:


"(Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaaman", Ibrahim menjawab: "Salaamun" ...". Q.S. Adz Dzaariyaat [51]:25.

4.      Perilaku Para Shahabat
Thufail Bin Ubay Bin Ka'ab pernah datang ke rumah Abdullah Bin Umar; lalu keduanya pergi ke pasar. Ketika keduanya sampai di pasar, tidaklah Abdullah Bin Umar menemui tukang rombeng, penjual toko, orang miskin dan siapa saja melainkan mesti memberi salam kepada mereka.

Suatu hari, Thufail Bin Ubay Bin Ka'ab datang lagi ke rumah Abdullah Bin Umar, dan diajak lagi ke pasar. Maka Thufail bertanya:"Perlu apa kita ke pasar? Kamu sendiri bukanlah seorang pedagang dan tidak ada kepentingan menanyakan harga barang atau menawar barang. Lebih baik bila kita duduk bercengkerama di sini". Abdullah Bin Umar menjawab:"Hai Abu Bathn! Sebenarnya kita pergi ke pasar hanya untuk memasyarakatkan salam. Kita beri salam kepada siapa saja yang kita temui di sana!". [Sahih HR. Imam Malik dalam kitab Al Muwatha']

Hukum Salam
1.      Mengucapkan Salam
Hukum mengucapkan salam adalah sunnah yang dikuatkan (sunnah mu'akadah). Rasulullah bersabda:"Jika seseorang di antara kalian berjumpa dengan saudaranya, maka hendaklah memberi salam kepadanya. Jika antara dia dan saudaranya terhalang pepohonan, dinding atau bebatuan; kemudian mereka berjumpa kembali, maka ucapkan salam kepadanya". [HR. Abu Daud]

2.      Menjawab Salam
Sedangkan hukum menjawab salam adalah wajib. Sebagaimana firman Allah SWT:



 “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” QS.An-Nisa’ [4]:86.

3.      Ucapan Salam
Ucapan salam yang lengkap adalah "Assalaamu‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh" yang artinya "semoga seluruh keselamatan, rahmat dan berkah Allah dilimpahkan kepada kalian". Ucapan salam ini sesuai dengan petunjuk Rasulullah ketika beliau tengah bersama isterinya, ‘Aisyah RA, beliau bersabda: "Ini Jibril mengucapkan salam kepada kamu". Maka ‘Aisyah RA menjawab: "Wa ‘alaihissalaam warahmatullaahi wabarakaatuh" (HR. Bukhary dan Muslim).

Berdasarkan Hadits Nabi :
Imron bin Husain berkata, “Ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi seraya mengucapkan Assalamu ‘alaikum. Maka nabi menjawabnya dan orang itu kemudian duduk. Nabi berkata, “Dia mendapat sepuluh pahala.” Kemudian datang orang yang lain mengucapkan Assalamu ‘alaikum warohmatulloh. Maka Nabi menjawabnya dan berkata, “Dua puluh pahala baginya.” Kemudian ada yang datang lagi seraya mengucapkan Assalamu ’alaikum warohmatullohi wa barokatuh. Nabipun menjawabnya dan berkata, “Dia mendapat tiga puluh pahala.” [Shohih, HR. Abu dawud, Tirmidzi dan Ahmad].

Maka berdasarkan hadits di atas, idealnya seorang Muslim mengucapkan salam dengan lengkap, tetapi tetap diperkenankan seseorang untuk mengucapkan salam:
a.       Assalaamu ‘alaikum
b.      Assalaamu ‘alaikum warahmatullaah, atau
c.       Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh (lengkap)

Adab (Etika) Salam
Ada beberapa adab yang harus diperhatikan dalam menyebarkan salam, yaitu :
1.      Urutan Salam
Sabda Rasulullah :
“Hendaknya orang yang berkendaraan memberi salam kepada yang berjalan. Yang berjalan kepada yang duduk, yang sedikit kepada yang banyak.” [Sahih, HR. Bukhori dan Muslim].
Dalam lafazh Bukhori, “Hendaklah yang muda kepada yang lebih tua.”

2.      Mendahului Salam
Terlepas dari urutan dalam memberi salam, Rasulullah mengajarkan untuk mendahului dalam memberi salam. Diharapkan kita tidak pasif dalam mengucapkan salam, yaitu sekedar menanti datangnya ucapan salam dari orang lain. Diharapkan pula kita tidak menjadi orang yang suka menuntut orang lain untuk mengucapkan salam duluan. Rasulullah mengajarkan, justru yang memulai salam itulah orang yang lebih mulia, sebagaimana sabdanya :
"Seutama-utama manusia bagi Allah adalah yang mendahului salam” [HR. Abu Daud dan Tirmidzi].
Seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah : "Ya Rasulullah, jika dua orang bertemu muka, manakah di antara keduanya yang harus terlebih dahulu memberi salam?" Rasulullah menjawab:"Yang lebih dekat kepada Allah (yang berhak terlebih dahulu memberi salam)" [HR. tirmidzi].
3.      Menjawab dengan Setara atau Lebih
Sebagaimana dalam Surat AN-Nisaa [4] ayat 86, dalam menjawab salam minimal setara dengan ucapan salam; dan lebih utama apabila dalam menjawab salam dilakukan dengan lebih sempurna, Sehingga jawaban salam yang disyari'atkan adalah:
a)      Bila ucapan salam "Assalaamu ‘alaikum" maka jawaban minimal adalah "Wa'alaikumussalaam", jawaban lebih adalah "Wa'alaikumussalaam warahmatullaah", dan jawaban lengkapnya adalah "Wa'alaikumussalaam warahmatullaahi wabarakaatuh".
b)      Bila ucapan salam "Assalaamu ‘alaikum warahmatullaah" maka jawaban minimal adalah "Wa'alaikumussalaam warahmatullaah", dan jawaban lengkapnya adalah "Wa'alaikumussalaam warahmatullaahi wabarakaatuh".
c)      Bila ucapan salam "Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh" maka jawaban minimal adalah "Wa'alaikumussalaam warahmatullaahi wabarakaatuh".

4.      Dengan Menjabat Tangan
Selain mengucapkan salam, akhlaq yang indah (karimah) bagi seorang Muslim ketika bertemu dengan saudaranya adalah menjabat tangannya dengan hangat. Seseorang bertanya kepada Rasulullah : "Ya Rasulullah, jika seseorang dari kami bertemu dengan saudaranya atau temannya apakah harus menunduk-nunduk?" Jawab Rasulullah : "Tidak!" Tanyanya: "Apakah harus merangkul kemudian menciumnya?" Jawab Rasulullah : "Tidak!" Tanyanya sekali lagi: "Apakah meraih tangannya kemudian menjabatnya?" Jawab Rasulullah : "Ya!" [Sahih, HR. Muslim].
Selain memiliki nilai kehangatan dan persahabatan (ukhuwwah), jabatan tangan juga akan menghapus dosa di antara kedua Muslim yang melakukannya.

Rasulullah bersabda:
"Tidaklah dua orang Muslim yang bertemu kemudian berjabat tangan kecuali Allah akan mengampuni dosa keduanya sampai mereka melepaskan jabatan tangannya" [HR. Abu Daud]
Yang tetap perlu diperhatikan hendaklah lelaki tidak berjabat-tangan dengan wanita yang bukan mahromnya; demikian pula sebaliknya. Sabda Rasulullah : Rasulullah ketika akan dijabat tangani oleh kaum wanita di saat baiat, beliau bersabda: "Sesung-guhnya aku tidak berjabat tangan dengan kaum wanita". [Sahih, HR.Turmudzi dan Nasai]

5.      Berwajah Manis
Yang dimaksud berwajah manis adalah penampilan yang menyenangkan serta senyum yang mengembang. Gaya seperti inilah yang diinginkan Rasulullah ketika seorang Muslim bertemu dengan saudaranya. Sabda Rasulullah : "Jangan kalian meremehkan sedikitpun tentang kebaikan, meskipun hanya wajah yang manis saat bertemu dengan saudaramu" [Sahih, HR. Bukhary]

6.      Tidak Memalingkan Wajah
Memalingkan wajah, apapun alasannya, sulit untuk ditafsirkan lain kecuali sikap meremehkan atau memusuhi. Apabila seorang Muslim berjumpa dengan saudaranya, selain salam dan jabat tangan. hendaklah ditambah dengan menatap wajah saudaranya; tidak malah memalingkan wajah. Nilai ucapan salam dan jabatan tangan menjadi hampa dan hilang ketika seseorang melakukannya sambil memalingkan wajah.
Allah SWT telah mengingatkan masalah ini dengan firman-Nya :



 “Dan janganlah kamu memalingkan muka kamu dari manusia dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”. Q.S. Luqman [31]:18.
7.      Tidak Membikin Gaduh
Setiap pembicaraan yang kita lakukan hendaklah secukupnya saja. Maksudnya, tidak dengan suara yang berlebihan, tetapi juga tidak terlalu lemah. Minimal orang yang kita ajak berbicara mampu menangkap suara kita, itu sudah cukup. Demikian pula dalam mengucapkan salam; secukupnya saja.
Al Miqdad RA biasa menyediakan susu bagian Rasulullah . Maka Rasulullah datang pada waktu malam, lalu beliau memberi salam dengan perlahan sehingga tidak membangunkan orang yang tidur, dan cukup didengar oleh mereka yang terjaga. Dan beliau mengucapkan salam sebagaimana biasa beliau mengucapkan salam [Sahih, HR. Muslim].

8.      Tidak mengucapkan ‘Alaikassalaam
Ucapan salam yang dilarang oleh Rasulullah adalah ‘alaikassalaam, karena kata ‘alaikassalaam adalah salam untuk orang yang telah meninggal. Abu Juray al Hujaimi datang kepada Rasulullah sambil mengucapkan: "'Alaikassalaam, ya Rasulullah!" Maka Rasulullah berkata:"Jangan berkata 'alaikassalaam karena ‘alaikassalaam itu merupakan salam bagi orang mati" [HR. Abu Daud dan At Tirmidzi].

9.      Salam kepada Lawan Jenis
Laki-laki diperkenankan memberi salam kepada wanita; dan sebaliknya wanita juga diperbolehkan mengucapkan salam kepada laki-laki. Demikianlah yang dilakukan Rasulullah ketika berjalan melalui sekumpulan wanita. Beliau memberi salam kepada mereka (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Asma' Binti Jazid menceritakan bahwa ketika Rasulullah berjalan di masjid mendadak melihat rombongan wanita tengah duduk, maka beliau melambaikan tangan dengan mengucapkan salam" [HR. At Tirmidzi].
Sedangkan salam wanita kepada laki-laki digambarkan oleh Ummu Hani' Binti Abu Thalib RA ketika datang kepada Rasulullah saat Fat-hu Makkah (penaklukan kota Makkah). Saat itu, Rasulullah tengah mandi dan di depan ada Fathimah. Maka Ummu Hani' memberikan salam kepada Rasulullah [Sahih, HR. Muslim].
Tentu saja, memberikan salam kepada lawan jenis yang bukan mahrom dilakukan dengan tetap memperhatikan adab-adab pergaulan lawan jenis. Jangan sampai salam dengan lawan jenis justru dijadikan sebagai pengantar mendekati perbuatan zina. Misalkan salam anak-anak muda kepada lawan jenis dengan ragam salam yang tidak tepat. Ada salam sayang, salam mesra, salam rindu dan mungkin ada salamsalam lain yang lebih berbahaya. Padahal salam seperti itu ditujukan kepada lawan jenis yang bukan mahrom bukan pula isteri/suaminya. Salam seperti inilah yang tidak lagi bernilai syar'i.

10.  Salam kepada Orang Non Muslim (Orang Kafir)
Rasulullah melarang umat Islam memberi salam kepada orang-orang kafir, sebab memberi salam kepada mereka berarti mendoakan keselamatan dan kesejahteraan karena mereka adalah orang-orang yang mengingkari kebernaran. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah :

“Jangan kalian mendahului Yahudi dan Nashrani dengan salam dan jika kalian bertemu mereka di jalan maka arahkan mereka ke (tempat) yang tersempit.” [Shahih, HR. Muslim]
Apabila orang Non Muslim memulai mengucapkan salam, maka jawaban yang diperkenankan oleh syari'at adalah: "Wa ‘alaikum!" (Semoga anda juga). Itu saja, tidak usah diperpanjang lagi.
Rasulullah menasihatkan:
"Jika orang-orang Ahli Kitab (Non Muslim) memberi salam kepada kamu, maka jawablah: "Wa ‘alaikum" [HR. Bukhary dan Muslim].
Tetapi apabila forumnya telah berbaur antara orang Muslim dengan Non Muslim, maka diperkenankan kita untuk memulai mengucapkan salam. Demikianlah yang dilakukan Rasulullah ketika melewati suatu majelis yang berbaur antara orang Muslim, musrikin penyembah berhala dan Yahudi. Beliau mengucapkan salam kepada mereka" [HR. Bukhary dan Muslim].

11.  Salam kepada Anak-anak
Salam tidak hanya hak bagi pemuda dan orang tua. Anak-anak pun berhak untuk mendapatkan salam dan membalasnya. Bahkan, kebiasaan menyebarkan salam kepada anak-anak, diharapkan dapat mewarnai akhlaq seseorang ketika menginjak remaja dan dewasa. Anas Bin Malik RA memberi salam kepada anak-anak ketika dia berjalan di muka mereka. Kemudian Anas berkata: "Dahulu Rasulullah juga berbuat seperti ini” [HR. Bukhary dan Muslim].
Maka berilah salam kepada anak-anak sekaligus mengkondisikan mereka dengan akhlaq-akhlaq Islami sejak dini.

12.  Salam jika Masuk Rumah
Allah SWT memerintahkan kepada Kaum Muslimin untuk meminta ijin dan mengucapkan salam apabila hendak memasuki rumah orang lain. Firman Alloh :

 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat". Demikian pula jika kita memasuki rumah kita sendiri, baik dalam keadaan ada orangnya atau dalam keadaan kosong, disyari'atkan supaya kita mengucapkan salam. Q.S. An-Nuur [24]:27.
Allah SWT berfirman:

”…Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah  ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatnya(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya”. Q.S.An-Nuur [24]:61.

Rasulullah pun juga mengajarkan kepada Anas Bin Malik : "Wahai anak, jika kamu masuk ke dalam rumah keluargamu, hendaknya memberi salam, supaya menjadi berkah untuk kamu  dan keluargamu" (HR. at Tirmidzi).

13.  Salam Kepada Orang yang Sudah Meninggal
Termasuk mulianya syariat ini ialah diperintahkannya kaum muslimin untuk memberi salam baik pada orang yang masih hidup juga kepada yang sudah meninggal. Tentang do’a salam kepada Ahli Qubur, berkata Ibnul Qoyyim rahimahullahu ta’ala : “Assalaamu’alaikum Ahlad Diyaar minal mu’miniina wal muslimiin wa innaa insyaa Alloohu laakhiquuna nas-alullooha lanaa walakumul ‘aaqiya” - Salam keselamatan atas penghuni rumah-rumah (kuburan) dan kaum mu’minin dan muslimin, mudah-mudahan Allah merahmati orang-orang yang terdahulu dari kita dan orang-orang yang belakangan, dan kami Insya Allah akan menyusul kalian, kami memohon kepada Allah keselamatan bagi kami dan bagi kalian”. [Disebutkan dalam Kitab Zadul Ma’ad karya Ibnul Qoyyim]

14.  Salam Kepada Orang yang Dikenal dan Tidak Dikenal
Termasuk mulianya syariat ini ialah diperintahkannya kaum muslimin untuk memberi salam baik pada orang yang dikenal maupun orang yang belum dikenal (bila dipahami/diketahui orang tersebut adalah muslim).
Rosululloh bersabda :
“Sesungguhnya termasuk tanda-tanda hari kiamat apabila salam hanya ditujukan kepada orang yang telah dikenal.” [Hadits Shohih, Riwayat Ahmad dan Thobroni]

15.  Meninggalkan Budaya Salam Jahiliyah, seperti : “Selamat Pagi”, dll.
Sungguh sangat pelitnya orang-orang yang pada saat bertemu dengan sesamanya hanya mengucapkan “Selamat Pagi” saja atau “Selamat Siang” saja…? Mendo’akan orang lain dengan do’a yang terbatas (hanya di pagi hari saja atau hanya di sore hari saja…). Juga dalam kalimat tersebut kata “Selamat” sungguh tidak jelas alamatnya, artinya berharap kepada siapa ditujukan do’a tersebut. Sedangkan ucapan “Assalamu’alaikum Warahmatulloh…., adalah do’a yang ditujukan kepada Alloh – sang pemilik kehidupan, keselamatan dan kesejahteraan.
Di sisi lain Rasulullah bersabda yang artinya : “Barangsiapa yang mengikuti suatu kaum – maka ia termasuk dalam golongan mereka”.

“Selamat Pagi”, “Selamat Siang”, dll adalah budaya orang-orang jahiliyah (termasuk juga orang kafir), memberi sapaan dengan mengucapan “Selamat Pagi” dan ucapanucapan sapaan buatan manusia yang lain termasuk mengikuti orang-orang jahiliyah – dan itu berarti termasuk dalam golongan mereka. Begitu juga dengan ucapan “Kulonuwun”, “Sampurasun”, dll.
Demikianlah Rasulullah telah mewariskan suatu kalimat yang indah dan sempurna kepada ummatnya, yang hal itu tidak dimiliki oleh orang-orang kafir, yahudi dan nasrani. Di sinilah tugas kita, menyebarluaskan salam – hingga ia menjadi do’a yang dibumikan…!
Walloohu A’lam Bish-showwab….!
Hadits-2 Tentang Salam :
1)      Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Seorang pengendara hendaknya mengucapkan salam kepada pejalan kaki dan pejalan kaki mengucapkan salam kepada orang yang duduk dan jamaah yang beranggota lebih sedikit mengucapkan salam kepada jamaah yang beranggota lebih banyak (Hadits Sahih Riwayat Muslim No. 4019)
2)      Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Ada lima kewajiban bagi seorang muslim terhadap saudaranya yang muslim; menjawab salam, mendoakan orang yang bersin, memenuhi undangan, menjenguk orang sakit dan mengiring jenazah. (Hadits Sahih Riwayat Muslim No. 4022)
3)      Hadis riwayat Anas bin Malik ra.: Rasulullah saw. bersabda: Apabila Ahli Kitab mengucapkan salam kepadamu, maka jawablah: Wa`alaikum. (Hadits Sahih Riwayat Muslim No. 4024)
4)      Hadis riwayat Anas bin Malik ra.: Rasulullah saw. pernah melewati anak-anak lalu beliau mengucapkan salam kepada mereka (Hadits Sahih Riwayat Muslim No. 4031)
5)      Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Saudah keluar setelah diwajibkan hijab atasnya untuk memenuhi suatu keperluannya. Dia adalah seorang wanita yang bertubuh besar melebihi wanita-wanita yang lain sehingga mudah dibedakan bagi orang mengenalnya. Kemudian Umar bin Khathab melihatnya lalu berkata: Hai Saudah! Demi Allah, bagaimanapun kamu pasti kami kenali maka perhatikanlah cara kamu keluar rumah! Ia melanjutkan: Lalu berbaliklah Saudah untuk segera pulang sementara Rasulullah saw. berada di rumahku sedang menyantap makan malam dengan tulang yang masih di tangannya. Ketika itulah Saudah masuk dan mengadu: Ya Rasulullah! Aku baru saja keluar. Lalu Umar bin Khathab menegurku begini dan begini. Ia melanjutkan (Aisyah): Kemudian diwahyukan kepada Rasulullah saw. (ayat ke 59 surat Al-Ahzab) pada saat tulang masih berada di tangan beliau yang belum beliau letakkan. Kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya telah diizinkan bagi kalian, kaum wanita, untuk keluar memenuhi keperluan kalian. (Hadits Sahih Riwayat Muslim No. 4034)
6)      Hadis riwayat Uqbah bin Amir ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Hindarkanlah diri kalian masuk menemui wanita. Seorang sahabat Ansar bertanya: Ya Rasulullah, bagaimana kalau ipar? Rasulullah saw. bersabda: Ipar itu maut (lebih mengkhawatirkan).
7)      (Hadits Sahih Riwayat Muslim No. 4037)
8)      Hadis riwayat Shafiyah binti Huyaiy ra., ia berkata: Suatu malam ketika Nabi saw. sedang beriktikaf, aku datang mengunjungi beliau untuk mengajak bicara. Setelah itu aku pun bangkit berdiri untuk pulang dan Rasulullah saw. ikut berdiri untuk mengantarkanku. Tempat
9)      tinggal Shafiyah adalah di rumah Usamah bin Zaid. Tiba-tiba lewat dua orang Ansar. Tatkala mereka melihat Nabi saw. mereka mempercepat jalan mereka lalu Nabi saw. berseru: Tunggulah! Dia adalah Shafiyah binti Huyaiy. Mereka berdua segera menyahut: Maha suci Allah, ya Rasulullah! Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya setan itu berada di dalam aliran darah tubuh manusia dan aku khawatir akan menimbulkan prasangka buruk di hati kalian atau mengatakan sesuatu. (Hadits Sahih Riwayat Muslim No. 4041)
10)  Hadis riwayat Abu Waqid Al-Laitsi ra.: Bahwa ketika Rasulullah saw. sedang duduk di mesjid bersama para sahabat, tiba-tiba muncullah tiga orang. Yang dua orang datang menghampiri Rasulullah saw. sedangkan yang satu lagi berlalu pergi. Ia berkata: Kemudian keduanya berdiri di hadapan Rasulullah saw. lalu yang satu melihat tempat kosong di antara lingkaran orang maka duduklah ia di sana. Adapun yang seorang lagi duduk di belakang mereka. Sementara itu orang yang ketiga, telah pergi. Setelah Rasulullah saw. selesai, beliau bersabda: Tidak inginkah kalian aku beritahukan tentang ketiga orang tadi? Seorang di antara mereka telah berlindung kepada Allah, maka Allah memberikan perlindungan kepadanya. Sedangkan yang lain malu, maka Allah pun malu kepadanya. Adapun orang yang ketiga ia telah berpaling, maka Allah pun berpaling darinya. (Hadits Sahih Riwayat Muslim No. 4042)
11)  Hadis riwayat Abu Waqid Al-Laitsi ra.: Bahwa ketika Rasulullah saw. sedang duduk di mesjid bersama para sahabat, tiba-tiba muncullah tiga orang. Yang dua orang datang menghampiri Rasulullah saw. sedangkan yang satu lagi berlalu pergi. Ia berkata: Kemudian keduanya berdiri di hadapan Rasulullah saw. lalu yang satu melihat tempat kosong di antara lingkaran orang maka duduklah ia di sana. Adapun yang seorang lagi duduk di belakang mereka. Sementara itu orang yang ketiga, telah pergi. Setelah Rasulullah saw. selesai, beliau bersabda: Tidak inginkah kalian aku beritahukan tentang ketiga orang tadi? Seorang di antara mereka telah berlindung kepada Allah, maka Allah memberikan perlindungan kepadanya. Sedangkan yang lain malu, maka Allah pun malu kepadanya. Adapun orang yang ketiga ia telah berpaling, maka Allah pun berpaling darinya. (Hadits Sahih Riwayat Muslim No. 4042)
12)  Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Dari Nabi saw. bahwa Beliau bersabda: Jangan sekali-kali seorang di antara kalian membuat orang lain berdiri dari tempat duduknya kemudian dia duduk di tempat itu. (Hadits Sahih Riwayat Muslim No. 4043)
13)  Hadis riwayat Ummu Salamah ra.: Bahwa seorang lelaki banci berada di rumah (rumah Ummu Salamah) ketika Rasulullah saw. sedang di rumah. Orang itu berkata kepada saudara Ummu Salamah: Hai Abdullah bin Abu Umayah! Jika Allah menolong kalian menaklukan Thaif besok, maka akan kutunjukkan kepadamu anak perempuan Ghailan. Dia menghadap dengan empat lipatan perut dan mundur dengan delapan lipatan perut (sangat gemuk). Ketika Rasulullah saw. Mendengar ucapan itu, beliau bersabda: Janganlah mereka itu masuk ke tempat kalian. (Hadits Sahih Riwayat Muslim No. 4048)
14)  Hadis riwayat Asma binti Abu Bakar ra., ia berkata: Zubair mengawiniku sedangkan ia tidak memiliki harta atau hamba sahaya atau apapun kecuali kudanya. Akulah yang memberi makan kudanya, mencukupi bahan makanannya, mengurusnya, menumbukkan biji bagi hewan penyiramnya, memberinya makan, memberi minum, menjahitkan timbanya dan membuatkan adonan rotinya. Tetapi, aku tidak pandai membuat roti karena itu wanita Ansar tetanggakulah yang membuatkan roti untukku. Mereka adalah para wanita yang jujur. Ia berkata: Aku biasa memindahkan biji kurma dari tanah Zubair yang diberikan Rasulullah saw. Dengan memanggulnya di atas kepalaku yang berjarak kira-kira duapertiga farsakh (1 farsakh = 3 mil). Ia berkata lagi: Suatu hari aku datang membawa biji kurma di atas kepalaku lalu bertemu dengan Rasulullah saw. beserta beberapa orang sahabat. Beliau memanggilku, kemudian mengucap: Ikh, ikh (ucapan untuk menderumkan untanya). Beliau bermaksud memboncengku di belakangnya. Asma berkata: Aku merasa malu dan aku tahu kecemburuanmu. Zubair berkata: Demi Allah! Engkau memanggul biji kurma di atas kepala adalah lebih berat daripada engkau menunggang bersama beliau. Ia berkata: Sampai Abu Bakar ra. mengirimkan seorang pembantu yang mengambil alih pengurusan kuda, seakan-akan ia telah membebaskanku. (Hadits Sahih Riwayat Muslim No. 4050)
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Rasulullah saw. bersabda: Apabila terdapat tiga orang, maka janganlah dua orang (di antara mereka) berbisik-bisik tanpa menyertakan yang lain(Hadits Sahih Riwayat Muslim No. 4052)
Read More..

Total Tayangan Halaman